Selasa, 12 April 2011


Pendahuluan

Puyuh (Quail) pada mulanya kurang mendapat perhatian dari para peternak. Tubuh dan telurnya yang kecil dengan cara hidup yang liar dianggap tidak dapat diternakkan, dan kalaupun bisa bakal merepotkan. Akibatnya banyak kalangan yang beranggapan bahwa beternak puyuh tidak akan pernah mendapatkan keuntungan. Tetapi setelah pemerintah mencanangkan puyuh sebagai salah satu ternak alternatif penunjang peningkatan penyediaan protein hewani untuk masyarakat, barulah puyuh terangkat namanya.

Usaha ternak puyuh dapat meningkatkan atau menambah penghasilan keluarga baik di kota maupun di desa, sebagai usaha sampingan maupun usaha tetap. Bila dibandingkan dengan ayam, bebek, merpati atau itik, puyuh mempunyai kelebihan, antara lain lebih tahan terhadap hama penyakit, cepat berproduksi, hemat dan mudah dalam pemeliharaannya. Biasanya orang beternak puyuh diambil karena telurnya. Di pasaran ternyata harga telur puyuh mengalahkan harga telur ayam, itik atau yang lainnya dalam hitungan per kilo. Nilai gizi telur dan daging puyuh juga tidak kalah dengan telur dan daging unggas lainnya, sehingga dengan tersedianya telur dan daging puyuh di pasaran dapat menambah variasi dalam penyediaan sumber protein hewani.



Jenis-Jenis Puyuh

Ada beberapa jenis puyuh di antaranya ada yang berwarna bulu indah, tidak kalah menariknya dengan burung hias yang banyak dipelihara orang, tetapi sayang produksi telurnya rendah. Sehingga bagi yang berminat untuk menikmati keindahan warna bulu dan suaranya, puyuh seperti itu sangat tepat. Sedang bagi peternak yang ingin memanfaatkan telur atau dagingnya biasanya akan memillih jenis puyuh seperti Coturnix-cortunix japonica. Di antara jenis-jenis puyuh tersebut adalah:
  1. Coturnix-cortunix japonica
  2. Puyuh jenis ini dapat menghasilkan telur sebanyak 250-300 butir/ekor/tahun. Kelebihan lainnya adalah suaranya yang cukup keras dan agak berirama, karena itu dulu unggas ini dipelihara sebagai song bird (burung kelangenan). Hidupnya sering berpindah-pindah tempat.. Kemampuannya yang dapat menghasilkan 3-4 generasi pertahun, membuat unggas ini menarik perhatian sebagai ternak percobaan dalam penelitian. Telurnya berwarna cokelat tua, biru, putih dengan bintik-bintik hitam, cokelat, dan biru.
  3. Coturnix chinensis (Blue brested Quail)
  4. Betubuh sangat mungil, panjangnya hanya 15 cm. Biasa dijumpai di padang rumput terbuka, sawah yang baru dipanen, semak alang-alang, dan tanah pertanian yang belum ditanami. Hidupnya dalam kelompok-kelompok kecil. Hidupnya di areal dataran rendah. Makanannya berupa biji-bijian kecil dan serangga. Telurnya berwarna kuning tua mengkilap dan bertotol-totol hitam.
  5. Rollulus roulroul (Puyuh Mahkota)
  6. Badannya bulat dengan panjang mencapai 25 cm. Puyuh ini bentuknya paling indah jika dibandingkan dengan puyuh lain, sehingga dapat dipelihara sebagai burung hias. Hidupnya di hutan-hutan dan hanya terdapat di daerah seperti Kalimantan, Sumatera, Malaysia, dan Thailand. Unggas ini dapat hidup pada ketinggian 1.200 m di atas permukaan laut.
  7. Callipepla squamata (Scaled quail)
  8. Unggas ini termasuk berukuran besar, panjangnya mencapai 25-30 cm. Bermukim di Amerika Utara (sebelah barat Amerika dan Meksiko). Hidupnya di padang rumput, di daerah kering dan semi kering. Selama musim bertelur unggas ini senang hidup menyendiri, tetapi pada musim gugur dan musim dingin mereka berkumpul dalam kelompok besar. Puyuh ini bisa bertelur sebanyak 9-16 butir pada musim bertelur. Pakannya terdiri dari 30 % serangga, biji-bijian, dan beberapa jenis sayur-sayuran. Puyuh jantan dan betina warna bulunya sama cantiknya, yaitu cokelat keabu-abuan dengan ornamen abu-abu dan putih yang menghiasi bagian depan tubuhnya, menyerupai sisik ikan. Oleh karena itu puyuh ini dinamakan scaled quail. Karena bentuknya yang lucu dengan komposisi bulu yang unik, unggas ini cocok untuk burung hias.
  9. Lophortix gambelli (Gambels Quail)
  10. Puyuh ini mempunyai tubuh yang gemuk pendek, tetapi mempunyai kaki yang kuat. Panjang badannya 25-28 cm. Hidup di daerah tandus yang bersemak-semak dan hanya terdapat di Amerika Utara. Makanannya berupa biji-bijian, pucuk daun, buah-buahan, serta sejumlah kecil serangga. Bertelur sebanyak 9-14 butir dan telur tersebut dierami selama 21-24 hari di dalam sarang yang dibuat di permukaan tanah lembab yang ditumbuhi rumput dan sejenis tumbuhan berdaun harum yang sering digunakan untuk bumbu masak. Ciri bagian paling atas puyuh jantan adalah adanya warna cokelat dengan variasi garis-garis putih. Dadanya berwarna kuning tua diselingi garis lebar berwarna hitam sedangkan di bagian sisi depan tubuhnya berwarna kemerah-merahan. Ciri khasnya yaitu di bagian depan kepalanya terdapat bulu panjang yang meyerupai jambulnyamayorette, sehingga kalau berjalan jambulnya akan bergoyang-goyang. Dibanding jenis puyuh lainnya, jenis ini tampak paling unik dan lucu, sehingga cocok dipelihara sebagai burung hias.




Manfaat Puyuh

Belum banyak masyarakat mengetahui, bahwa puyuh yang bertubuh kecil memiliki banyak keistimewaan. Mengenai keistimewaan dari unggas ini diuraikan sebagai berikut:
  1. Telur
  2. Kandungan protein dan lemak telur puyuh lebih baik dibandingkan dengan telur unggas lainnya. Kandungan proteinnya tinggi, tetapi kadar lemaknya rendah. Selain itu rasanya juga lezat dan dapat disajikan dalam aneka bentuk dan rasa. Telur puyuh sangat baik untuk diet kolesterol karena dapat mengurangi terjadinya penimbunan lemak, terutama di jantung, sedangkan kebutuhan proteinnya tetap mencukupi.
  3. Daging
  4. Daging puyuh mengandung 21,10% protein, sedangkan lemaknya hanya 0,7 %. Oleh sebab itu, daging puyuh sangat diperlukan penderita penyakit darah tinggi untuk mengurangi konsumsi lemak. Umumnya, daging puyuh yang dikonsumsi berasal dari puyuh apkir, yaitu puyuh betina yang kemampuan bertelurnya sudah menurun atau puyuh jantan yang tidak terpilih sebagai pejantan. Sebagian puyuh jantan sengaja diapkir karena bila diternakkan hanya menghabiskan pakan sehingga meningkatkan biaya pemeliharaan.
  5. Kotoran
  6. Kotoran puyuh dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman sayuran, tanaman lain dan campuran bahan pakan (konsentrat) ternak. Kotoran puyuh mengandung zat makanan yang tidak tercerna selama melewati saluran pencernaan dan sejumlah hasil metabolisme yang masih mempunyai nilai gizi bila diberikan kembali sebagai makanan unggas atau mamalia.Kandungan gizi kotoran puyuh sangat bervariasi, tergantung ransum, temperatur lingkungan, kandungan air dan cara penyimpanan serta pengolahannya. Oleh sebab itu, kotoran-kotoran tersebut harus ditangani secara baik agar tidak menimbulkan masalah bagi kesehatan. Kotoran puyuh juga mengandung zat bersifat patogen, kandungan serat kasar dan asam urat tinggi, tetapi energinya rendah.
  7. Bulu
  8. Bulu puyuh, terutama dari jenis puyuh mahkota, gambels quil, atau blue brested quil, warnanya sangat bagus. Bulu-bulu yang agak halus, terutama bulu bagian dada dan punggungnya yang besar, dan masih baik kondisinya dikumpulkan dan dijemur sampai agak kering, dapat digunakan sebagai salah satu bahan pembuat lukisan bulu atau sebagai isi bantal pengganti kapuk, busa atau bulu angsa. Pemanfaatan bulu lain yaitu sebagai campuran pakan ternak karena berpotensi sebagai sumber protein hewani dan mineral. Selain itu, bulu kaya asam amino esensial. Energi metabolisme yang dihasilkan bulu mencapai 3,047 Kkal/kg, sedangkan protein kasarnya mencapai 86,5%. Pemanfaatan bulu sebagai pakan ternak harus melewati proses pengolahan terlebih dahulu, tidak hanya dikeringkan dan digiling saja. Bulu harus dihidrolisis atau dimasak terlebih dahulu.
  9. Hewan laboratorium
  10. Dalam percobaan-percobaan laboratorium, puyuh selalu dipilih sebagai hewan percobaan. Ada beberapa dasar pertimbangan yang dipakai, yaitu siklus hidupnya yang relatif singkat dengan laju metabolisme yang tinggi. Seekor puyuh, khususnya Coturnix-coturnix japonica, sudah mencapai dewasa pada umur 41 hari. Puyuh mempunyai kemampuan untuk menghasilkan keturunan sebanyak 3 – 4 generasi per tahun. Sifat ini merupakan keunggulan yang sangat menguntungkan untuk menjadikan puyuh sebagai hewan laboratorium.

Kandang Puyuh

Lokasi
Lokasi kandang puyuh harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
  • Tersendiri dan aman. Tersendiri bila ingin memelihara puyuh dalam skala besar (lebih dari 5.000). Sedang untuk skala menengah (2.000 – 5.000) cukup dimanfaatkan halaman rumah. Yang penting tidak mengganggu aktifitas rumah tangga, rasa aman dalam arti tenang dan bebas dari gangguan mutlak harus diciptakan agar produktivitas puyuh bisa sepenuhnya. Lokasi kandang sebaiknya dijauhkan dari gangguan anak-anak, lalu-lalang orang, dan keramaian kendaraan.
  • Sirkulasi udara baik. Hal ini mutlak untuk menjaga kesehatan puyuh
  • Cukup prasarana, seperti jalan masuk, air, listrik (bisa juga dengan lampu minyak), dan lainnya. Hal ini untuk menunjang kelancaran pengelolaan, tapi bukan hal ini yang utama.
Berikut contoh lokasi unit kandang puyuh di sekitar rumah:

Sistem Perkandangan
Kandang puyuh bisa dibuat dari bahan murah yang tersedia daerah setempat, antara lain bambu, kayu, papan (bekas peti atau triplek), kawat kasa. Kerangka kandang bisa dibuat dari kayu yang ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan. Bila kandang diletakkan di lokasi terbuka (tanpa peneduh), sebaiknya bagian atas ditutup genteng atau seng. Kalau kandang ini terlindung atap, misalnya di tempatkan dalam bangsal, cukup ditutup papan. Dasar kandang puyuh bisa dibuat dari kawat kasa (ukuran lubang 1 cm) atau bisa dengan anyaman bambu jika ingin lebih murah.

Sinar matahari sangat diperlukan baik untuk penerangan, penghangat, pembunuh bibit penyakit dan sumber vitamin D bagi puyuh. Usahakan kandang menghadap ke timur. Pada waktu malam hari pun kandang sebaiknya diberi penerangan tambahan agar puyuh tetap bisa makan dan memperoleh tambahan kehangatan. Hindari kandang puyuh tidak dibuat langsung di atas tanah. Jarak antara lantai dengan lantai dengan lantai pertama kandang sebaiknya lebih dari 30 cm, idealnya 40 cm. Selain itu, juga pastikan lokasi kandang bebas dari binatang buas atau serangga yang bisa mengganggu ketenangan puyuh.


Kandang piyik (anak puyuh)
Besarnya kandang puyuh disesuaikan dengan jumlah piyik yang akan dipelihara. Ancar-ancarnya adalah 1 m2 untuk tiap seratus piyik. Sebaiknya kandang ini dibuat dengan penyusunan seri (sejajar) dan salah satunya dikosongkan. Jika piyik sudah berumur 10 hari, sebagian anak puyuh dipindahkan ke kandang sebelah, ini agar tidak terlalu berdesakkan.

Pada prinsipnya ukuran kandang bisa berubah sesuai dengan besarnya jumlah puyuh yang akan dipelihara. Seperti dikatakan tadi, patokannya adalah 1 m2persegi untuk tiap seratus piyik, atau tiap piyik membutuhkan luas kandang 0,01 m2 dengan tinggi kandang 40 cm. Seluruh dinding kandang piyik dibuat rapat. Dinding kiri, kanan, atas dan belakang dibuat dari papan atau triplek. Sebagian (bawah) dinding depan dibuat dari papan, sisanya (atas) dibuat dari kasa (anyaman bambu) agar sirkulasi udara terjamin.

Pada dinding depan ini ditempatkan pintu memasukkan makanan dan minuman. Lantai kandang juga terbuat dari papan. Jika puyuh akan dimasukkan kandang, lantai ini harus dilapisi kertas koran dahulu agar tidak ternoda kotoran piyik. Suhu kandang piyik harus dipertahankan 35 °C. Oleh karena itu di dalam kandang harus disediakan sebuah lampu pijar 40 watt. Perlengkepan lain, seperti tempat minum, bisa dipergunakan tempat minum anak ayam.
Kandang puyuh dara (10-50 hari)
Kandang puyuh dara dibuat dengan ukuran panjang 90 cm, lebar 60 cm dan tinggi 30 cm. Ukuran ini cukup untuk 40 ekor puyuh dara (umur 10 hari sampai usia bertelur). Ancar-ancarnya adalah luas 135 cm persegi untuk tiap ekor. Tingginya sengaja dikurangi agar tidak memberi kesempatan puyuh melompat-lompat. Sebab kegiatan melompat ini akan mengurangi produktivitasnya kelak.

Seluruh dinding kandang sebaiknya dibuat dari kawat kasa atau anyaman bambu. Pintu untuk keluar masuk makanan dipasang dibagian depan. Dalam kandang ini puyuh dara juga membutuhkan kehangatan. Oleh karena itu harus dipasang lampu pijar 25 watt agar menciptakan suhu kandang 30°C. Lampu ini harus menyala sepanjang malam agar puyuh tidak mudah kaget. Tempat minuman dan makanannya bisa menggunakan tempat makan dan minum anak ayam, bisa dibuat sendiri dari kayu atau seng. Bentuknya persegi dengan ukuran tinggi 6 cm, lebar 8 cm dan pajang 80 cm. Lubang untuk makan dibuat dengan garis tengah 3 cm dan berjarak 1,5 cm antar lubang. Tempat makan juga bisa dibuat berbentuk segi lima.
Kandang Puyuh Dewasa
Sebetulnya kadang puyuh dewasa sama dengan kandang puyuh dara, hanya suhu ruangan dikurangi menjadi 20-25 °C. Alat makanannya pun persis sama. Jadi kandang puyuh dara bisa dipakai untuk puyuh dewasa hanya dengan merubah ukuran lampu. Untuk menghemat tempat (jika ingin memelihara dalam jumlah yang besar),bentuk kandang bisa dikembangkan dengan menambahkan kandang lain di sisi dan di atas (dibuat bertingkat 3-4 kandang). Antara kandang bawah dengan kandang atas diberi sela 10 cm untuk laci penampung kotoran





















Pembibitan

Agar bibit puyuh dapat lahir dengan sehat dan hidup sampai dewasa serta mampu berproduksi optimal, maka perlu diperhatikan hal-hal berikut.
  1. Pemilihan telur
  2. Ciri-ciri telur yang baik untuk bibit antara lain telur bukan berasal dari perkawinan saudara. Telur diambil dari induk betina yang berumur 4-10 bulan yang dipelihara bersama pejantan dengan perbandingan 2-3:1. Telur ini tidak boleh berumur lebih dari 5 hari karena daya tetasnya akan menurun 3 % per hari. Telur yang baik untuk ditetaskan adalah yang bentuknya sempurna, tidak terlalu bulat atau panjang, yaitu yang bulat-lonjong/oval dan simetris ukurannya. Ukuran tidak besar dan juga tidak terlalu kecil, serta besar dan beratnya seragam, sekitar 10-11 gram. Kulit telurnya harus mulus tidak terdapat bentik-bintik, bercak-bercaknya berwarna hitam kelabu. Telur yang kulitnya berwarna kuning, cokelat atau putih polos sebaiknya tidak dipilih. Syarat terakhir adalah kulit telurnya dalam keadaan bersih tidak ditempeli kotoran.
  3. Mesin Tetas
  4. Puyuh tidak dapat mengerami telurnya sendiri, sehingga untuk penetasan harus digunakan mesin tetas. Prinsip dasar bekerjanya mesin tetas sebetulnya sangat sederhana, biasanya terdiri dari kotak yang bisa menahan panas yang dihasilkan oleh alat pemanas. Di dalamnya harus tersedia alat pelembab udara, bisa berupa piring, waskom, atau talam yang berisi air serta alat pengukur suhu. Ventilasi untuk memasukkan udara segar juga diperlukan. Mesin tetas telur saat sekarang banyak dijual di poultry shop berbagai macam model.
  5. Cara Penetasan
  6. Sebelum digunakan, mesin tetas harus dibersihkan dahulu dari kuman penyakit dan kotoran, kemudian dikeringudarakan/diangin-anginkan. Selanjutnya nampan-nampan air dimasukkan ke dalamnya, baru kemudian mesin dinyalakan sampai suhunya 39,5°C. Sambil menunggu suhu mesin tetas stabil, telur-telur disemprot dengan antiseptik dan dikeringkan. Telur yang telah kering ini diberi tanda pada bagian yang sama, bagian tumpul atau runcingnya dengan spidol yang berwarna kontras. Selanjutnya telur diatur dalam loyang. Posisi telur ini sebaiknya 45 derajat dengan bagian yang tumpul (bagian yang berongga udara) pada bagian atas. Pintu dan lubang pada mesin tetas ditutup dan dibiarkan tetap begitu selama 2-3 hari tanpa diganggu sedikitpun. Pada hari ke 3 – 14 telur dibalik sambil loyangnya diputar 180 derajat Celcius sebanyak dua kali sehari. Pembalikan ini berfungsi meratakan suhu telur dan menghindarkan agar lembaga/benih tidak menempel atau lengket pada salah satu sisi kulit, akibat daya tarik bumi, dan mati. Tidak dilakukannya pembalikan juga mengakibatkan anak-anak puyuh lahir dengan kaki pengkor. Tanda spidol pada telur bisa digunakan sebagai kontrol dalam pembalikan ini, yaitu sudah dibalik atau belum. Oleh karena itulah tanda tersebut diharuskan pada bagian yang sama. Bila dilakukan secara rutin, pada hari ke 14 bagian telur yang diberi tanda berada pada posisi seperti pertama kali masuk ke dalam mesin tetas. Pemeriksaan telur juga perlu dilakukan selama proses penetasan. Telur yang kosong atau tak berbenih harus dibuang. Proses penetasan biasanya terjadi pada hari ke 17-19. Prosesnya berjalan selama 3 jam, bila ada telur yang tidak menetas setelah 3 jam dapat disingkirkan, kerena kalau ditunggu kualitas bibitnya akan rendah dan mudah mati.

Langkah-langkah Pemeliharaan

Pemilihan bibit
Produktivitas dari ternak puyuh ditentukan juga oleh bibit puyuhnya. Oleh karena itu seyogyanya dipilih bibit yang baik dan unggul. Bibit puyuh yang baikdapat diperoleh, dari puyuh yang masih kecil (piyik), dari bibit yang sudah dewasa atau siap telur. Apabila bibit dicari dari piyik, sebaiknya bibit diperoleh dari peternak yang mengadakan bibit sendiri dan sudah berpengalaman agar lebih terjamin dan mudah mendapatkannya.

Jika kita mencari bibit yang sudah siap bertelur, ciri yang baik adalah tubuh dan perawakannya besar (kuat dan sehat), berumur 40-50 hari, kakinya panjang (tinggi), bulunya lebat. Jika kita ragu dengan kualitas pilihan kita, sebaiknya tanyakan kepada peternak yang lebih berpengalaman.




Pakan/minuman yang diperlukan
Kesalahan atau tidak kedisiplinan dalam pemberian pakan dapat menurunkan hasil yang diperoleh.Zat pakan yang memenuhi kebutuhan burung puyuh adalah terpenuhinya unsur protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan air. Di pasaran pakan siap pakai (poor) sangat banyak dijual.

Berikut ini ransum yang diberikan berdasarkan umur unggas perekor :

Umur Puyuh
Porsi Ransum
1 hari – 1 minggu
2 gr ransum/ekor/hari
1 – 2 minggu
4 gr ransum/ekor/hari
2 – 4 minggu
8 gr ransum/ekor/hari
4 – 5 minggu
13 gr ransum/ekor/hari
5 – 6 minggu
15 gr ransum/ekor/hari
Diatas 6 minggu
17 – 19 gr ransum/ekor/hari





Komposisi pakan yang tepat


Ransum puyuh bisa dibuat sendiri, tetapi bagi peternak kecil l ebih praktis membeli yang sudah jadi juga mudah diperoleh. Makanan puyuh juga bisa diganti dengan ransum ayam dengan cara mencocokkan kualitas proteinnya dengan yang dibutuhkan. Tetapi jika ingin membuat ransum sendiri, bisa dilakukan dengan bahan dasar jagung, bekatul, dan konsentrat dengan perbandingan 4:3:3 ditambah vitamin B12 dengan ukuran satu sendok makan untuk setiap kilogram campuran.
Pakan tambahan
Untuk menambah produktivitas, puyuh memerlukan pakan tambahan berupa sayuran seperti kangkung, selada air, kecambah. Hal ini diperlukan terutama pada puyuh dalam masa bertelur, guna menjaga kelenturan tubuhnya setelah bertelur setiap hari. Sayuran sebaiknya diberikan setiap dua hari sekali, misalnya 3 ons kecambah untuk tiap 100 ekor puyuh. Selain makanan bergizi, puyuh juga membutuhkan vitamin dan mineral untuk daya tahan tubuh, yang diberikan melalui minumannya. Bahan vitamin dan mineral yang sudah dikemas banyak dijual di toko pakan ayam, dengan berbagai merek. Tiap pabrik biasanya mengeluarkan satu seri formula vitamin dan mineral, lengkap dengan dosis dan cara pemakaiannya. Kita tinggal menggunakan persis seperti yang dianjurkan pabrik.
Waktu Pemberian Pakan


Ransum puyuh umumnya berbentuk tepung. Pada saat puyuh berumur 1-10 hari , makanan diberikan dengan cara ditebarkan di atas koran.

Ini dilakukan karena mereka masih belum bisa makan dengan baik dan belum bisa mencapai ketinggian tempat makan. Resiko dari cara ini adalah setiap hari kertas alas harus diganti agar kandang senantiasa bersih dan kering. Jika makanan yang bercampur kotoran ini diberikan lebih lama, alas menjadi lembab dan becek. Selanjutnya campuran kotoran dan makanan melekat dan membentuk bandul-bandul keras di jari kaki anak puyuh. Selain mempersempit gerak mereka, bandul-bandul itu menjadi sarang penyakit yang harus dihindari.

Di atas umur 10 hari puyuh sudah dapat makan dalam tempat makan yang dibuat khusus. Sedang tempat minum, sejak umur sehari pun sudah bisa digunakan tempat minum untuk ayam. Ransum hanya diberikan satu kali dalam sehari, selayaknya diberikan pada sore hari, karena malam hari puyuh lebih giat makan di banding siang hari. Minuman puyuh tidak boleh kekurangan, jadi harus selalu dikontrol.

Penggantian minuman cukup dilakukan tiap 24 jam, pagi atau sore hari. Jika terlalu lama tidak diganti, air minum tersebut menjadi kotor karena bercampur lendir liur puyuh dan sisa makanan yang terbawa paruh. Air kotor ini menjadi sumber penyakit yang harus dihindari.


Penyakit dan Pencegahannya

Jumlah produksi telur puyuh ditentukan oleh kesehatannya. Kesehatan ini tergantung dari kebersihan kandang serta usaha pencegahan penyakit. Oleh karena itu kegiatan membersihkan kandang adalah mutlak harus dilakukan setiap hari, terutama pagi hari. Kalau tidak, kotoran akan menumpuk dan menimbulkan bau serta pengap serta menjadi tempat berkembangnya penyakit puyuh.

Aktivitas harian yang harus dilakukan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan puyuh di antaranya:
  1. Pagi-pagi, pertama kali adalah membersihkan tempat minum dan tempat makan
  2. Isi tempat minum dengan air bersih dan isi tempat makan dengan jatah makanan secukupnya.
  3. Membersihkan kandang, bak tinja boleh dibuka dan dibersihkan
  4. Untuk minggu pertama periksalah suhu pemanas, jangan sampai kurang dari yang dibutuhkan.
  5. Pada siang hari ulangi aktivitas seperti pagi hari.
  6. Makanan jangan sampai habis atau jangan sampai berlebihan (tumpah/berceceran)

Jenis Penyakit dan Pencegahannya
  1. Radang usus (Quail enteritis)
  2. Penyebab: bakteri anerobik yang membentuk spora dan menyerang usus, sehingga timbul peradangan pada usus. Gejala: puyuh tampak lesu, mata tertutup, bulu kelihatan kusam, kotoran berak yang membentuk spora dan menyerang usus, sehingga timbul peradangan pada usus. Pengendalian: memperbaiki tata laksana pemeliharaan, serta memisahkan burung puyuh yang sehat dari yang terinfeksi.
  3. Tetelo (NCD/New Casstle Diseae)
  4. Gejala: puyuh sulit bernafas, batuk-batuk, bersin, timbul bunyi ngorok, lesu, mata ngantuk, kadang berdarah, tinja encer kehijauan yang spesifik adanya gejala “tortikolis”yaitu kepala memutar-mutar tidak menentu dan lumpuh. Pengendalian: (1) menjaga kebersihan lingkungan dan peralatan yang tercemar virus, binatang vektor penyakit tetelo, puyuh yang mati segera dibakar/dibuang; (2) pisahkan puyuh yang sakit, mencegah tamu masuk areal peternakan tanpa baju yang mensucihamakan/ steril serta melakukan vaksinasi NCD. Sampai sekarang belum ada obatnya.
  5. Berak putih/kapur (Pullorum)
  6. Penyebab: Kuman Salmonella pullorum dan merupakan penyakit menular. Gejala: kotoran berwarna putih, nafsu makan hilang, sesak nafas, bulu-bulu mengerut dan sayap lemah menggantung. Pengendalian: sama dengan pengendalian penyakit tetelo.
  7. Berak darah (Coccidiosis)
  8. Gejala: tinja berdarah dan mencret, nafsu makan kurang, sayap terkulasi, bulu kusam, menggigil kedinginan. Pengendalian: (1) menjaga kebersihan lingkungan, menjaga litter tetap kering; (2) dengan tetra chlorine capsule diberikan melalui mulut; noxal, trisula zuco tablet dilarutkan dalam air minum atau sulfaqui moxaline, amprolium, cxaldayocox.
  9. Cacar Unggas (Fowl Pox)
  10. Penyebab: Poxvirus, menyerang bangsa unggas dari semua umur dan jenis kelamin. Gejala: timbul keropeng-keropeng pada kulit yang tidak berbulu, seperti pial, kaki, mulut dan farink yang apabila dilepaskan akan mengeluarkan darah. Pengendalian: vaksin dipteria dan mengisolasi kandang atau puyuh yang terinfeksi.
  11. Quail Bronchitis
  12. Penyebab: Quail bronchitis virus (adenovirus) yang bersifat sangat menular. Gejala: puyuh kelihatan lesu, bulu kusam, gemetar, sulit bernafas, batuk dan bersin, mata dan hidung kadang-kadang mengeluarkan lendir serta kadangkala kepala dan leher agak terpuntir. Pengendalian: pemberian pakan yang bergizi dengan sanitasi yang memadai.
  13. Aspergillosis
  14. Penyebab: cendawan Aspergillus fumigatus. Gejala: Puyuh mengalami gangguan pernafasan, pada mata terbentuk lapisan putih menyerupai keju, mengantuk, nafsu makan berkurang. Pengendalian: memperbaiki sanitasi kandang dan lingkungan sekitarnya.
  15. Cacingan
  16. Penyebab: sanitasi yang buruk. Gejala: puyuh tampak kurus, lesu dan lemah. Pengendalian: menjaga kebersihan kandang dan pemberian pakan yang terjaga kebersihannya.
  17. Snot/Coryza
  18. Snot/coryza adalah penyakit yang menyerang mata. Puyuh yang terserang matanya menjadi bengkak berlendir dan berwarna merah. Penyakit ini adalah penyakit utama puyuh yang dengan cepat menular. Karena sulit diobati, sebaiknya dilakukan pencegahan dengan menggunakan vaksin CRD/Coryza aktif atau in aktif. Jika beberapa puyuh kedapatan terjangkit penyakit tersebut, sebaiknya segera dibuang, walaupun sebernarnya masih bisa diobati dengan suntikan intensif tetapi mahal.



Pemanenan/Pengambilan telur

Pengambilan telur puyuh dapat dilakukan dua kali sehari. Agar tidak membuat kaget, pengambilan telur sebaiknya dilakukan berbarengan dengan kegiatan membersihkan kandang dan memberi makan serta minuman. Kegiatan tersebut lebih baik dilakukan oleh satu orang saja atau bisa lebih, asalkan secara tetap mereka melakukannya setiap hari. Hal ini dimaksudkan agar puyuh tidak sering terkejut karena melihat orang asing di dekatnya.

Hasil Olahan

Beberapa contoh olahan masakan dari puyuh:



Panggang puyuh bumbu rujak

Bahan-bahan:
Daging puyuh seperlunya

Bumbu:
Bawang putih, bawang merah, kemiri, jahe, ketumbar, cabe merah, kunyit, gula merah, asam, garam, santan

Cara membuatnya:
Bumbu dihaluskan, lalu ditumis sampai kuning. Masukkan santan kental bersama gula, garam dan asam. Rebus sebentar sampai masak. Masukan daging puyuh dan campur-campurkan dalam rebusan bumbu sampai setengah matang. Daging diangkat, ditusuk pakai tusuk bambu dan dipanggang sampai kering. Setelah kering dan kuning dihidangkan sebagai lauk nasi.


Telur puyuh bumbu Bali



Bahan-bahan:
½ kg telur puyuh

Bumbu:
Bawang merah, bawang putih, cabe merah, kemiri, jahe, lengkuas, daun salam, garam, vetsin, gula merah, kecap manis, 1 gelas santan kental

Cara membuatnya:
Semua telur direbus sampai masak dan dikupas utuh-utuh. Kecuali daun salam, lengkuas, dan jahe, semua bumbu ditumbuk. Telur puyuh rebus yang sudah dikupas digoreng sampai kuning. Bumbu yang sudah ditumbuk ditumis sampai kuning, masukkan santan sambil diaduk-aduk agar santan tidak pecah. Jika sudah cukup masak santannya masukkan telur puyuh rebus yang sudah digoreng sambil diaduk-aduk. Panaskan telur sampai santan tinggal sedikit dan menjadi kental. Angkat dan sajikan sebagi lauk makan nasi.


Telur puyuh aneka rasa



Di Thailand telur puyuh dapat diolah menjadi berbagai macam rasa seperti rasa stroberi, nanas, dan bumbu semur. Pembuatan telur puyuh aneka rasa melalui beberapa tahap. Telur puyuh dicuci hingga bersih lalu direbus menggunakan panci antikarat berbentuk silinder ukuran 120 cm x 60 cm. Begitu matang telur ditiriskan ke tabung kawat berongga dan digoyang ke kanan-kiri sambil diputar pada sumbu di poros naik-turun, maksudnya agar telur cepat dingin dan kerabang retak-retak. Tabung ini dilengkapi pintu untuk pengambilan telur. Tahap selanjutnya cangkang dikupas ekstra hati-hati agar putih telur tidak tegores, yang tergores langsung diapkir. Setelah dikupas, telur dicuci lagi untuk menghilangkan sisa cangkang yang masih menempel. Berikutnya telur dimasukkan ke loyang berisi kuah panas yang sudah dibumbui sesuai rasa yang diinginkan. Setelah 10 menit, telur diangkat dan ditiriskan.Tahap akhir telur dikemas dengan plastik atau kaleng hampa udara agar tidak terkontaminasi bibit penyakit. Semua proses dari perebusan sampai pengemasan selalu dikontrol baik sanitasi maupun sterilisasinya.

Penutup

Walaupun secara fisik puyuh berukuran kecil namun produksi telurnya cukup banyak, bahkan dibandingkan burung-burung sebangsanya puyuh menempati ranking pertama. Dalam satu tahun ia mampu menghasilkan 250-300 butir telur. Pemeliharaanya juga relatif mudah, tidak membutuhkan lahan yang luas, dan mampu tumbuh dan berkembangbiak dengan cepat. Dalam waktu 41 hari saja puyuh dapat berproduksi dan dalam satu tahun menghasilkan tiga sampai empat keturunan.

Nilai gizi telur dan daging puyuh juga tidak kalah dengan telur dan daging unggas lainnya, sehingga dengan tersedianya telur dan daging di pasaran dapat menambah variasi dalam penyediaan sumber protein hewani bagi masyarakat dan tentu saja peluang yang cukup baik bagi mereka yang ingin mencoba beternak burung puyuh. Selamat mencoba!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar